• AIPI
  • DIPI
  • Teman ALMI
  • Login
  • Home
  • Tentang ALMI
  • Berita ALMI
  • Kontak
  • Home
  • Tentang ALMI
  • Berita ALMI
  • Kontak

Penghargaan John Maddox untuk Bambang Hero Saharjo inspirasi bagi peneliti untuk gunakan sains di persidangan

  • Posted by Admin Website ALMI
  • On 14 November 2019
  • 0 Comments


Kebakaran hutan yang terjadi di sebagian pulau Sumatra dan Kalimantan tahun ini diakibatkan oleh kegiatan tebang-dan-bakar oleh perusahaan dan masyarakat setempat. www.shutterstock.com

Keberhasilan pakar kebakaran hutan Indonesia, Bambang Hero Saharjo, mendapatkanPenghargaan John Maddox 2019 seharusnya bisa menginspirasi para ahli lingkungan lainnya untuk beraksi di persidangan dan menggunakan ilmu pengetahuan demi perlindungan lingkungan hidup.

Ia terpilih dari 206 kandidat dari 38 negara untuk menerima penghargaan yang diberikan para ilmuwan yang teguh menggunakan sains meski mendapatkan tekanan, pada hari Selasa lalu, di London, Inggris. Profesor kehutanan dan ahli forensik kebakaran hutan dari Institut Pertanian Bogor tersebut telah menjadi saksi ahli di hampir sekitar 500 kasus kebakaran hutan, sejak tahun 2000.

Selama 20 tahun menjadi saksi di persidangan, Bambang kerap mengalami intimidasi, ancaman, bahkan tuntutan hukum dari perusahaan yang tidak puas dengan kesaksiannya.

Indonesia merupakan hutan tropis terbesar ketiga di dunia, setelah Brasil dan Republik Kongo. Namun, kebakaran hutan terjadi hampir setiap tahunnya, yang mempengaruhi negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, dan merugikan negara paling sedikit US$ 10 miliar atau Rp140 miliar per tahun.

Kabut asap akibat kebakaran hutan juga menyebabkan masalah pernapasan dan memaksa sekolah serta bandara untuk tutup di Indonesia.

Kebakaran hutan dan lahan ini kebanyakan berasal dari praktik tebang bakar dari perusahaan karena dianggap teknik murah untuk membuka lahan. Pemerintah sudah melarang praktik ini sejak tahun 2009, namun beberapa perusahaan masih tetap melanggar peraturan tersebut.

Hingga kini, polisi telah menyelidiki lebih dari 130 perusahaan perkebunan dan petani mandiri diduga melakukan pembakaran lahan secara ilegal.

“Ini bukan hanya tentang jumlah persidangan yang dia [Bambang] ikuti, tetapi saya tahu komitmennya untuk penegakan hukum lingkungan. Saya harap ini bisa menjadi contoh dan menginspirasi ilmuwan lain tentang bagaimana sains memiliki kontribusi positif untuk penegakan hukum. Penegakan hukum membutuhkan sains,” kata Henri Subagiyo, direktur eksekutif Indonesian Centre for Environment Law (ICEL).

Ia mengatakan hanya sedikit ahli yang bersedia menjadi saksi ahli di pengadilan karena sejumlah alasan. Sebagian besar dari mereka takut akan keselamatan mereka, tambahnya.

Sejak tahun 2000, Bambang telah mendukung penyelidikan polisi dengan penelitiannya, sebuah peran yang membuat dia menjadi musuh besar perusahaan penyebab kebakaran.

Bambang Hero Saharjo (empat dari kiri) menerima Penghargaan John Maddox 2019 atas konsistensinya dalam menggunakan bukti ilmiah untuk membawa pelaku kebakaran hutan ilegal ke pengadilan dalam rentang 20 tahun.
Liputan6.com

Bambang telah menerima ancaman dan intimidasi yang tak terhitung jumlahnya selama menjadi saksi ahli di persidangan. Tahun 2018, sebuah perusahaan kelapa sawit bahkan mengajukan tuntutan hukum untuk kesaksiannya yang memberatkan mereka. Perusahaan tersebut membatalkan tuntutan hukum karena dokumen yang tidak memadai.




Baca juga:
Mengapa memadamkan kebakaran hutan di Indonesia begitu sulit: sebuah kisah personal pakar hutan


Ahli ekologi hutan Basuki Wasis, rekan Bambang dalam melakukan investigasi di lapangan sejak tahun 2000, mengatakan bahwa banyak ilmuwan tidak dapat mengatasi tekanan besar dari ruang sidang, terutama pada kasus-kasus lingkungan.

“Tidak [banyak] kampus yang akan mengajarkan Anda tentang [tekanan] di ruang sidang. Saya bahkan masih merasakan ketakutan dan kegugupan setiap [bersaksi] di pengadilan. Tapi, seharusnya ada lebih banyak ilmuwan yang tampil dan berdiri sebagai saksi ahli untuk melindungi lingkungan kita,” kata Basuki.




Baca juga:
Peneliti AS buat alat untuk deteksi wilayah yang paling rawan terkena kabut asap berbahaya


Sama dengan Bambang, Basuki juga menjadi sasaran intimidasi dan ancaman oleh perusahaan yang kalah di pengadilan akibat kesaksiannya. Ia harus menghadapi tuntutan hukum dari perusahaan pertambangan di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Gugatan tersebut dibatalkan oleh pengadilan.

“Kami (ilmuwan) dapat membantu, lingkungan bukan hanya tentang Indonesia, atau wilayah lokal, tetapi seluruh populasi di planet ini perlu berjuang untuk lingkungan,” katanya.

Bambang mengatakan kepada The Conversation bahwa dia terkejut bisa menerima penghargaan bergengsi tersebut.

“Apa yang saya lakukan hanyalah mengembalikan hak publik untuk lingkungan yang sehat, dan salah satunya adalah dengan bersandar pada bukti ilmiah. Inilah yang terus saya lakukan selama ini,” katanya.

“Penghargaan ini adalah dorongan besar bagi saya untuk terus maju. Ini hanya bukti bahwa jika kita bisa konsisten dalam menggunakan sains dengan cara yang benar, maka dukungan akan datang dari mana saja, dan yang ini berasal dari Inggris.”

Penerima John Maddox Prize lainnya untuk kategori peneliti muda adalah Olivier Bernard, seorang apoteker dari Quebec, Kanada.

Bernard menjadi target kampanye kotor dan menerima ancaman kematian setelah mengungkapkan bahwa injeksi vitamin C berdosis tinggi yang didukung oleh advokat kesehatan alternatif untuk pasien kanker tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.

Tindakannya mendorong pemerintah untuk membentuk satuan khusus untuk melindungi para ilmuwan yang berbicara tentang subjek sensitif.

Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari Bahasa Inggris.

The Conversation



Source link

 

0 Komentar

Leave Reply Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru
  • Riset: Hanya 44 persen perempuan periksa sendiri tanda kanker payudara, apa penyebabnya?
  • Janji pemerintah untuk melindungi hak masyarakat adat belum terwujud: 2 hal yang perlu dilakukan
  • Daya tarik riset eksotis di Indonesia bagi periset luar negeri dan pembelajaran bagi peneliti lokal
  • Refleksi 2019: awan gelap untuk HAM di Indonesia
  • Riset: obesitas menaikkan risiko disabilitas pada usia lanjut
Komentar Terbaru
    Arsip
    • Desember 2019
    • November 2019
    • Oktober 2019
    • September 2019
    • Agustus 2019
    • Juli 2019
    • Juni 2019
    • Mei 2019
    • April 2019
    • Maret 2019
    • Februari 2019
    • Januari 2019
    • Desember 2018
    • November 2018
    • Oktober 2018
    • September 2018
    • Juni 2017
    • April 2017
    • Januari 2017
    Kategori
    • Berita ALMI
    • Kegiatan ALMI
    • Multimedia
    • Siaran Pers
    • Terbitan ALMI
    • Terbitan Ulang dari The Conversation
    • Uncategorized

    Menuju Kesejahteraan Berbasis Biodiversitas

    Previous thumb

    Enam alasan mengapa orang Papua menolak pemekaran

    Next thumb
    Scroll
    ALMI

    “Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) merupakan wadah bagi ilmuwan muda terkemuka Indonesia. ALMI didirikan untuk mendorong peran ilmuwan muda dalam memajukan ilmu pengetahuan dan budaya ilmiah unggul di Indonesia, dengan tujuan meningkatkan daya saing bangsa.”



    AIPI | DIPI | Teman ALMI
    Twit Terakhir @ALMI_Indonesia

    ALMI IndonesiaFollow

    ALMI Indonesia
    ALMI_IndonesiaALMI Indonesia@ALMI_Indonesia·
    5 Des

    Ilmuwan Bertemu Siswa dan Guru kerja sama ALMI dengan @kemendikbudri https://t.co/pzuBHRd9vs via @YouTube

    Reply on TwitterRetweet on TwitterLike on TwitterTwitter
    ALMI_IndonesiaALMI Indonesia@ALMI_Indonesia·
    4 Des

    "Di masa depan, biologi adlh ilmu yg paling dibutuhkan. Mengapa? Krna ke depan, akan tersedia byk sekali data yg dibangkitkan dari makhluk hidup," ungkap Dr @BerryJuliandi, ahli Biologi IPB dan Sekjend ALMI. Lebih jauh simak di channel @kokbisachannel ini

    https://t.co/dLhHJIEYt3

    Reply on TwitterRetweet on Twitter2Like on Twitter2Twitter
    ALMI_IndonesiaALMI Indonesia@ALMI_Indonesia·
    4 Des

    Tanpa Sosiologi, kita akan gelap. Mengapa ada konflik, dll. Pd akhirnya, sosiologi menyampaikan "Bgmana kita bisa hidup damai meski berbeda," ungkap Dr @inayarakhmani , pakar sosiologi media, anggota ALMI di eps.9 Kokbisaexplains @kokbisachannel, yuk!

    https://t.co/NsJrOFKXxI

    Reply on TwitterRetweet on Twitter1Like on Twitter12Twitter
    ALMI_IndonesiaALMI Indonesia@ALMI_Indonesia·
    28 Nov

    3 rekomendasi ALMI dan @AIPI_Id untuk Indonesia agar keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah

    @kompascom

    https://t.co/FOb6ukQYAJ

    Reply on TwitterRetweet on Twitter3Like on Twitter7Twitter
    ALMI_IndonesiaALMI Indonesia@ALMI_Indonesia·
    28 Nov

    "Indonesia membutuhkan ilmuwan-ilmuwan yang mampu memecahkan persoalan bangsa," ujar Ketua ALMI Alan F Koropitan saat pembukaan pameran foto "Potret Ilmuwan Muda Indonesia" di Orbital Dago, Bandung, Rabu (27/11). Pameran diselenggarakan kerja sama @DitjenSDID dan ALMI.

    2
    Reply on TwitterRetweet on Twitter1Like on TwitterTwitter
    Load More...
    Pos Terakhir dari The Conversation Indonesia
    • Riset: Hanya 44 persen perempuan periksa sendiri tanda kanker payudara, apa penyebabnya? 13 Desember 2019 11:40 pm
    • Janji pemerintah untuk melindungi hak masyarakat adat belum terwujud: 2 hal yang perlu dilakukan 12 Desember 2019 11:37 pm
    • Daya tarik riset eksotis di Indonesia bagi periset luar negeri dan pembelajaran bagi peneliti lokal 11 Desember 2019 11:37 pm
    • Refleksi 2019: awan gelap untuk HAM di Indonesia 10 Desember 2019 11:35 pm
    • Riset: obesitas menaikkan risiko disabilitas pada usia lanjut 9 Desember 2019 11:34 pm
    @2018 Akademi Ilmuwan Muda Indonesia