• AIPI
  • DIPI
  • Teman ALMI
  • Login
  • Home
  • Tentang ALMI
  • Berita ALMI
  • Kontak
  • Home
  • Tentang ALMI
  • Berita ALMI
  • Kontak

Warning: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable in /home/almi4457/public_html/wp-content/themes/specular/includes/view/blog/loop-index.php on line 49

Hasil vaksin virus corona Rusia telah diterbitkan – inilah yang mereka ungkapkan

  • Posted by Admin Website ALMI
  • On 13 September 2020
  • 0 Comments


RDIF handout/EPA

Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengumumkan bahwa sejumlah ilmuwan Rusia telah mengembangkan vaksin COVID-19 dan disetujui untuk digunakan oleh regulator, setidaknya di Rusia.

Walau begitu, hal ini mendatangkan kekhawatiran di antara ilmuwan dan dokter di seluruh dunia lantaran uji coba manusia untuk vaksin – yang dinamakan Sputnik V – baru berjalan beberapa bulan sebelum pengumuman Putin.

Hasil dari uji coba vaksin fase satu dan dua baru saja diterbitkan di The Lancet. Apa yang telah kita pelajari dari situ?

Pertama, lihat dulu jenis vaksinnya. “Platform” vaksin yang digunakan dalam penelitian ini adalah adenovirus. Virus flu biasa yang dinamakan Ad5 dan Ad26 ini dibuat aman dan tidak mampu tumbuh di dalam tubuh. Mereka hanya berfungsi untuk mengirimkan kode genetik dari salah satu protein virus corona jenis baru, yakni protein berbentuk paku (pembungkus virus corona), ke dalam sel.

Dengan menyuntikkan adenovirus yang telah dimodifikasi, sistem imun akan dirangsang untuk merespons protein paku pada saat imunisasi, dan harapannya dapat direspons sampai bertahun-tahun ke depan, jika orang yang diimunisasi tersebut terpapar virus corona penyebab COVID yang dikenal dengan SARS-CoV-2.

Bukan gebrakan

Platform vaksin yang digunakan Rusia bukan hal baru. Beberapa vaksin COVID-19 terkemuka menggunakan adenovirus, seperti vaksin Universitas Oxford dan vaksin Ad26 yang dikembangkan Johnson and Johnson. Setelah uji coba pada hewan berhasil, keduanya sekarang sedang diuji pada manusia. CanSino Biologicals, perusahaan Cina, juga telah menunjukkan bahwa vaksin Ad5 mereka aman dan memberikan kekebalan terhadap virus korona pada manusia.

Namun, grup Rusia menunjukkan bahwa vaksin yang mereka siapkan lewat proses pengeringan beku dan stabil mampu bekerja pada tingkat yang sama seperti vaksin cair yang dibekukan. Hal ini penting dalam pengiriman dan penyebaran vaksin.

Laporan The Lancet tersebut menguraikan data keamanan yang dapat diterima, bahkan dengan dosis tinggi yang digunakan.

Hasil keamanan ini tidak mengejutkan karena keamanan beberapa vaksin berbasis adenovirus untuk berbagai penyakit telah dibuktikan dalam penelitian sebelumnya.

Jadi vaksin ini terbukti aman, setidaknya untuk masyarakat sehat di rentang usia 18-60 tahun. Tapi apakah ini dapat melindungi kita dari COVID-19?

Tim Rusia menunjukkan bahwa vaksin mereka menghasilkan tingkat antibodi tinggi yang dapat mengikat protein paku. Namun, hal yang lebih penting adalah apakah tingkatan antibodi ini berguna. Dapatkah antibodi ini mencegah atau menetralkan infeksi virus ke dalam sel?

Tingkat penetralan antibodi dalam studi ini cukup rendah jika dibandingkan dengan uji coba vaksin lain. Begitu juga dengan respons sel T (lengan lain dari respons adaptif sistem kekebalan).

Salah satu interpretasi dari hal ini adalah vaksin ini tidak menghasilkan perlindungan penetral yang baik. Atau, bisa jadi metode yang digunakan untuk mengukur respons imun belum optimal.

Dengan tidak adanya standar referensi internasional, kami tidak tahu apakah vaksin ini lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain.

Yang terpenting, seperti uji klinik vaksin COVID-19 lainnya, kami tidak tahu apakah tingkat netralisasi tersebut cukup untuk melindungi dari infeksi dan seberapa lama antibodi ini ada di dalam darah.

Laporan tersebut menunjukkan respons hanya sampai sebulan setelah imunisasi. Pertanyaan penting soal apakah orang yang tervaksin terlindungi dari COVID-19 bukan fokus dari laporan tersebut.

Siap untuk peluncuran massal?

Terlepas dari hasil positif fase satu uji coba vaksin Sputnik V, vaksin tersebut perlu diuji pada kelompok yang lebih besar sebelum dapat digunakan seluruh populasi dengan yakin.

Semua vaksin perlu diuji pada jumlah kelompok yang lebih besar, dari kelompok umur dan etnisitas yang berbeda, dalam fase ketiga uji klinik.

Fase uji ketiga penting untuk menentukan apakah vaksin ini dapat melindungi dari infeksi.

Fase ini juga penting untuk memperlihatkan efek samping yang jarang yang mungkin tidak terlihat pada kelompok kecil yang sebelumnya diuji. Fase terakhir dari uji coba ini bukan sesuatu yang bisa atau harus ditinggalkan.

Sayangnya, penamaan Sputnik menggambarkan politisasi dalam upaya ilmiah dan medis yang sungguh-sungguh dalam pengembangan vaksin pencegah COVID-19.

Sputnik adalah satelit buatan manusia pertama yang berhasil diorbitkan. Satelit itu diluncurkan oleh Uni Sovyet pada 1957, di tengah Perang Dingin dengan Amerika Serikat.

“Nasionalisme vaksin” ini adalah sumber keprihatinan bagi semua orang di bidang vaksin.

Mereka paham bahwa vaksin memiliki kekuatan untuk memberantas penyakit, tapi ini hanya bisa dilakukan jika masyarakat terbuka menerima vaksin tersebut.

Nadila Taufana Sahara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

The Conversation

Anne Moore has previously received funding from national funding bodies and from small/medium scaled vaccine development companies in the EU and the USA.



Source link

 

0 Komentar

Leave Reply Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru
  • Apakah reformasi birokrasi Jokowi berhasil?
  • Jakarta bisa saja dapat penghargaan Transportasi Berkelanjutan, tapi masih banyak PR untuk kurangi polusi udara
  • The Indigenous people of Urat village in Lake Toba have been left out of rural tourism development
  • Menyerahkan pembukaan sekolah ke daerah: pemerintah pusat lepas tangan atau sudah keputusan yang tepat?
  • Awal mula dan takdir akhir alam semesta
Komentar Terbaru
    Arsip
    • Januari 2021
    • Desember 2020
    • November 2020
    • Oktober 2020
    • September 2020
    • Agustus 2020
    • Juli 2020
    • Juni 2020
    • Mei 2020
    • April 2020
    • Maret 2020
    • Februari 2020
    • Januari 2020
    • Desember 2019
    • November 2019
    • Oktober 2019
    • September 2019
    • Agustus 2019
    • Juli 2019
    • Juni 2019
    • Mei 2019
    • April 2019
    • Maret 2019
    • Februari 2019
    • Januari 2019
    • Desember 2018
    • November 2018
    • Oktober 2018
    • September 2018
    • Juni 2017
    • April 2017
    • Januari 2017
    Kategori
    • Berita ALMI
    • Kegiatan ALMI
    • Multimedia
    • Siaran Pers
    • Terbitan ALMI
    • Terbitan Ulang dari The Conversation
    • Uncategorized

    Kurangnya perpustakaan dan bacaan berkualitas sebabkan Indonesia darurat literasi

    Previous thumb

    Analisis: dua ancaman utama yang perlu diatasi lewat UU perlindungan data pribadi

    Next thumb
    Scroll
    ALMI

    “Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) merupakan wadah bagi ilmuwan muda terkemuka Indonesia. ALMI didirikan untuk mendorong peran ilmuwan muda dalam memajukan ilmu pengetahuan dan budaya ilmiah unggul di Indonesia, dengan tujuan meningkatkan daya saing bangsa.”



    AIPI | DIPI | Teman ALMI
    Twit Terakhir @ALMI_Indonesia

    ALMI IndonesiaFollow

    ALMI Indonesia
    ALMI_IndonesiaALMI Indonesia@ALMI_Indonesia·
    15h

    Bagaimana kesiapan Indonesia dalam memproduksi vaksin COVID-19?

    Simak penjelasan Dr. Neni Nurainy (ALMI) & narasumber lain di

    Rapat Pleno Forum Guru Besar ITB,
    Pengembangan & Kebutuhan Vaksin dalam Pengendalian Pandemi COVID-19

    29 Januari 2021
    14.00 WIB
    https://t.co/lmpLRHvRyH

    2
    Reply on TwitterRetweet on Twitter2Like on Twitter1Twitter
    ALMI_IndonesiaALMI Indonesia@ALMI_Indonesia·
    16h

    Bagaimana pengembangan dan penjaminan mutu Vaksin SARS-COV-2?

    Simak penjelasan Dr. Neni Nurainy (anggota ALMI) dan narasumber lainnya dalam webinar

    "Pengembangan dan Penjaminan Mutu Vaksin SARS-COV-2"

    Jumat, 29 Januari 2021
    08.00 WIB
    Registrasi: https://t.co/W9z19YZAYu

    2
    Reply on TwitterRetweet on TwitterLike on TwitterTwitter
    ALMI_IndonesiaALMI Indonesia@ALMI_Indonesia·
    16h

    Apakah Anda sudah mengenal vaksin COVID-19?

    Simak penjelasan Dr. Neni Nurainy (anggota ALMI) dan narasumber lainnya dalam webinar berjudul

    "Yuk Mengenal Apa dan Bagaimana Vaksin COVID-19"

    Kamis, 28 Januari 2021
    Pukul 13.00 - 15.00 WIB
    Live streaming: https://t.co/lgKbYytwpZ

    2
    Reply on TwitterRetweet on Twitter1Like on TwitterTwitter
    ALMI_IndonesiaALMI Indonesia@ALMI_Indonesia·
    16h

    Mari mengenal vaksin COVID-19 berdasarkan penjelasan Dr. Neni Nurainy (anggota ALMI) dan narasumber lainnya dalam webinar

    Talk Show Covid Ranger
    Kenali Vaksinnya, Taklukan Virusnya
    #TakKenalMakaTakKebal

    Kamis, 28 Januari 2021
    14:00 WIB
    YouTube KaeFTV
    Penyelenggara: Kimia Farma

    2
    Reply on TwitterRetweet on TwitterLike on TwitterTwitter
    ALMI_IndonesiaALMI Indonesia@ALMI_Indonesia·
    26 Jan

    Mempublikasi karya di jurnal bereputasi menjadi salah satu cara untuk berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.

    Ingin tahu cara menulis artikel jurnal yang sesuai standar publikasi?

    Reply on TwitterRetweet on Twitter1Like on Twitter2Twitter
    Load More...
    Pos Terakhir dari The Conversation Indonesia
    • Apakah reformasi birokrasi Jokowi berhasil? 27 Januari 2021 4:25 pm
    • Jakarta bisa saja dapat penghargaan Transportasi Berkelanjutan, tapi masih banyak PR untuk kurangi polusi udara 26 Januari 2021 4:24 pm
    • The Indigenous people of Urat village in Lake Toba have been left out of rural tourism development 20 Januari 2021 7:42 pm
    • Menyerahkan pembukaan sekolah ke daerah: pemerintah pusat lepas tangan atau sudah keputusan yang tepat? 14 Januari 2021 7:34 pm
    • Awal mula dan takdir akhir alam semesta 31 Desember 2020 8:21 pm
    @2018 Akademi Ilmuwan Muda Indonesia