Jakarta-Akademi Ilmuwan Indonesia Muda (ALMI) yang dibentuk oleh AIPI pada 20 Mei 2015 lalu kini telah memiliki 40 anggota, terdiri dari ilmuwan muda berprestasi di Indonesia. Mereka dilantik pada 19 Agustus 2016 lalu di kediaman pendiri AIPI, B.J. Habibie, bersamaan dengan peluncuran edisi final buku SAINS45-Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia Menyongsong Satu Abad Kemerdekaan. ALMI diharapkan menjadi pendorong bagi komunitas ilmuwan muda Indonesia untuk terus menempa diri guna memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi peningkatan daya saing bangsa.
Ke-27 anggota baru yang terpilih dijaring dari lebih dari 200 alumni berbagai rangkaian simposium ilmu pengetahuan garda depan yang diselenggarakan AIPI, yaitu Indonesian-American Kavli Frontiers of Science Simposia dan Social Science and Humanity Symposia. Proses pemilihan berlangsung ketat, dengan memperhitungkan rekam jejak mereka di bidang keilmuannya, kualitas publikasi yang telah dihasilkan, serta berbagai prestasi lainnya.
Pendiri AIPI sekaligus Presiden ke-3 Indonesia B.J Habibie bersuka cita menyambut hadirnya ALMI yang menjadi wadah bagi para ilmuwan muda untuk berkiprah lebih luas. “Dulu cita-citanya ingin mengumpulkan seribu ilmuwan Indonesia yang berkualitas,” ujarnya, mengenang masa-masa dirinya melanjutkan ide pembentukan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. “JIka ingin memecahkan masalah bangsa ini, tidak bisa hanya mengandalkan satu orang dari satu generasi,” katanya.
Keberadaan ALMI bukan hanya ditujukan untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga memberi wadah bagi para ilmuwan untuk membangun sinergi dengan pemerintah, media massa, dan berbagai komunitas di Indonesia. Tujuannya tak lain agar ilmu pengetahuan diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk berperan dalam proses pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan agar Indonesia semakin maju.
***
Anggrita D. Cahyaningtyas