Tidak banyak pakar perempuan untuk bidang panas bumi atau geothermal di Indonesia. Terlebih, pakar yang teguh membaktikan diri dan tak lelah mengampanyekan pentingnya pengembangan panas bumi bagi Indonesia.
Satu di antara perempuan langka itu adalah Dr. Pri Utami, M.Sc. Ph.D, salah satu anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) bidang Sains dan Kebijakan, yang juga Kepala Pusat Penelitian Panasbumi Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM).
Hebatnya lagi, Oktober 2019 ini Pri Utami terpilih sebagai Direktur International Geothermal Association (IGA), sebuah organisasi yang menyatukan sektor panas bumi dari seluruh dunia yang berpusat di Bonn, Jerman.
Kiprah Pri di bidang panas bumi telah merentang panjang. Hal tersebut diawalinya saat masuk ke Jurusan Teknik Geologi, UGM. Setelah lulus pada tahun 1992, ia melanjutkan studi panas bumi di Unversity of Auckland, Selandia Baru hingga meraih gelar Ph.D.
Selanjutnya, dia mengajar di Fakultas Teknik UGM hingga sekarang. Sejak tahun 2012 Pri juga menjadi visiting lecturer and research fellow di Geothermal Institute, the University of Auckland. Dia juga pernah menjadi dosen tamu di Masaryk University, Republik Ceko, dan di United Nations University Institute for Sustainability and Peace di Tokyo, Jepang.
Tak hanya mengajar di berbagai perguruan tinggi dalam maupun luar negeri, Pri juga turut menggalakkan pengembangan sumber daya manusia di bidang panas bumi. Selain mengembangkan riset tentang panas bumi, Pri Utami juga terjun pada upaya pembangunan kapasitas sumber daya manusia, terutama staf-staf di perusahaan panas bumi Indonesia maupun Pasifik Barat. Di Sulawesi Utara, bersama pemerintah daerah dan universitas setempat, Pri Utami memimpin riset tentang panasbumi.
Di Lahendong dan Tomohon bersama KKN UGM, Pri mendirikan taman pendidikan panasbumi.
Berkat dedikasi dan kepakarannya di bidang panas bumi, pada tahun 2015 Pri terpilih sebagai duta geothermal dunia oleh International Geothermal Association. Pada tahun yang sama, dia dianugerahi New Zealand – ASEAN Award oleh Pemerintah Selandia Baru atas kiprahnya dalam pengembangan panas bumi.
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia. Hampir 40 persen panas bumi dunia terdapat di negeri ini. Dengan potensi yang sedemikian besar itu, menurut Pri, daerah sekitar panas bumi, selain berfungsi sebagai lumbung energi juga dapat berfungsi sebagai laboratorium alam. Maka, menarik untuk diteliti dari segi ilmu kebumian, keanekaragaman hayati dan lainnya.
“Panas bumi menjadi masa depan Indonesia di bidang energi yang aman bagi lingkungan,” tegas Pri.