PANDANGAN BERSAMA KONGRES ILMUWAN MUDA INDONESIA (KIMI) 2023

Bagikan
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on email

PANDANGAN BERSAMA
KONGRES ILMUWAN MUDA INDONESIA (KIMI)
“THE FUTURE OF SCIENCE, RESPONSIBILITY, AND GLOCALIZING ECO SOCIAL JUSTICE”

ITB Bandung, 9 Desember 2023

PANDANGAN DAN ARGUMEN 

Konsensus ilmiah menunjukkan bahwa perubahan iklim oleh aktivitas manusia yang menyebabkan pemanasan global, tidak hanya terus meningkat namun juga meningkat dengan laju yang semakin tinggi. Semakin menyempitnya jendela kesempatan untuk menekan emisi gas rumah kaca (GRK) saat ini agar tingkat pemanasan global tidak mencapai angka 1.5 derajat Celcius sesuai dengan Paris Agreement demi menghindari konsekuensi besar bagi ekosistem alam dan manusia. Indonesia sebagai negara maritim tropis yang luas dengan pancaran energi matahari sepanjang tahun, rangkaian gunung berapi yang mendukung kesuburan tanah, lautan dan garis pantai yang panjang, serta posisi strategis di antara dua samudra dan dua benua berpotensi menjadi pemegang kendali dan penyumbang solusi bagi perubahan iklim terutama dalam aspek ketahanan pangan berkelanjutan yang menjadi faktor penting bagi kesejahteraan umat manusia di masa depan.

Krisis iklim dapat berdampak pada ketersediaan pangan dengan adanya kondisi ekstrim, misalnya kekeringan yang panjang atau curah hujan berlebihan, sehingga mempengaruhi hasil panen baik dalam jumlah maupun kualitas. Selain itu, meningkatnya tingkat kemiskinan juga dapat terjadi akibat hal tersebut, terutama apabila livelihood bertumpu pada hasil pertanian. Krisis iklim  juga berdampak pada potensi/risiko sebaran penyakit, contohnya (1) migrasi hewan liar yang semakin mendekat ke pemukiman penduduk akibat keterbatasan sumber makanan di habitat aslinya sehingga dapat meningkatkan risiko penularan penyakit dari hewan ke manusia, atau (2) kejadian banjir yang berlebih akibat krisis iklim dapat berdampak ke meningkatnya resiko penyebaran penyakit (water-borne diseases).

Krisis iklim juga berdampak pada peningkatan risiko kejadian penyakIt tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pernapasan. Studi menunjukkan  peningkatan polusi udara meningkatkan radikal bebas yang berimplikasi pada peningkatan risiko sumbatan pada pembuluh jantung dan kerusakan saluran pernapasan. hal ini tentu saja menambah beban pembiayaan negara di era Jaminan Kesehatan Nasional. terlebih lagi penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian nomor satu baik di dunia maupun di Indonesia dan termasuk dalam penyakit katastropik.

Lebih lanjut, krisis iklim lahirkan climate displacement yang begitu meluas, yang mana gelombang pengungsi terjadi akibat bencana yang silih berganti dan pula naiknya permukaan air laut (sebagai terjadi di pesisir utara pulau Jawa), atau dampak ketakseimbangan ekologis.

Masyarakat menengah ke bawah menjadi golongan yang paling terdampak dari krisis iklim, karena rendahnya jaminan pengaman (buffer) sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan sarana fisik. Masyarakat lokal dan asli, serta nelayan di area pesisir dan pulau kecil, semakin terpinggirkan dan terusir dari sumber-sumber daya alam dan sumber daya maritim dan terancam perpindahan paksa (displacement). Di masa depan, generasi muda adalah yang sebenar-benarnya penanggung beban krisis iklim ini mulai dari bencana alam, ekonomi, konflik sosial, hingga peperangan fisik dalam perebutan sumber daya.

REKOMENDASI AKSI ILMIAH

Dampak perubahan iklim pada ekosistem alam dan manusia yang kompleks yang telah dibuktikan secara ilmiah menegaskan:

  1. Pentingnya inklusivitas aksi, komitmen, dan keterlibatan para pemangku kepentingan (stakeholders) untuk memberikan aksi dan dampak yang konkrit
  2. Perlunya penguatan forum-forum ilmiah pengurangan dampak krisis iklim dan penguatan peta jalan menuju visi Indonesia menjadi pemimpin dalam pengendalian krisis iklim
  3. Kolaborasi riset antar negara untuk dapat saling belajar terkait praktik baik (best practices) dan pendekatan yang pernah dilakukan dalam mengatasi atau meminimalisasi dampak krisis iklim terhadap kesehatan, ketersediaan pangan, atau sektor terkait lainnya.
  4. Mendorong semakin dikuatkannya pengambilan kebijakan berbasis bukti ilmiah (science based policy) melalui strategi komunikasi sains yang tepat.
  5. Ilmuwan muda perlu melakukan pengabdian masyarakat yang berbasis budaya lokal untuk  memberi kesadaran (awareness) berbasis bukti dan komunikasi ilmiah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat ilmiah dan masyarakat luas, termasuk generasi muda, dalam memitigasi dampak perubahan iklim.

REKOMENDASI AKSI KEBIJAKAN

Krisis  iklim tidak hanya berdampak terhadap kesehatan, atau pangan, atau kemiskinan saja, tapi seringkali saling berkaitan. Penanganan dan usaha pencegahan di satu sektor saja tidaklah cukup, namun dibutuhkan pendekatan yang komprehensif dan multisektoral untuk mendapatkan hasil yang bermakna. Oleh karena itu, Kongres Ilmuwan Muda Indonesia tahun 2023 juga merekomendasikan bahwa: 

  1. Arah pembangunan rendah karbon dan berbagai program yang dicanangkan perlu mendorong implementasi peta jalan (roadmap) menuju visi Indonesia sebagai green country, negara rendah emisi, negara ramah lingkungan, negara penjual kredit karbon terbesar, negara penyuplai pangan terbesar yang diproduksi dengan praktik berkelanjutan (sustainable), dan negara penjual ekowisata terbesar.
  2. Menetapkan alokasi anggaran belanja negara di kementerian dan lembaga terkait yang memadai untuk fokus pencapaian visi dan road map tersebut, termasuk alokasi anggaran untuk tindakan pencegahan terhadap dampak krisis iklim.
  3. Menekankan transparansi terhadap tata kelola dan bentuk-bentuk praktek bisnis yang memberi dampak besar pada perubahan iklim.
  4. Peningkatan anggaran untuk riset-riset terkait mitigasi dampak perubahan iklim, misalnya early warning system untuk banjir, perbaikan kualitas tanah dalam cekaman kekeringan, tanaman pangan tahan hama atau pangan terfortifikasi, dll
  1. Mendorong fasilitasi hibah riset baik dari pemerintah, swasta maupun internal institusi dengan pendekatan multi disiplin dan bertujuan untuk mengurangi dampak krisis iklim pada bidang kesehatan, ekonomi dan bidang strategis lainnya
  2. Kebijakan di level institusi untuk mendorong ilmu pengetahuan berperspektif keadilan sosial dan iklim 
  3. Mendorong upaya pemerintah untuk memasukan pendidikan perubahan iklim dalam kurikulum sekolah untuk mendorong pemahaman dan aksi nyata.
  4. Mendorong pendataan atau surveilans tingkat nasional untuk dapat mengidentifikasi daerah mana saja yang paling rentan terdampak krisis iklim (misal risiko banjir atau kekeringan berlebih), sehingga tindakan penanganan dapat lebih terfokus.

Unduh versi PDF disini

Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Skip to content