Tentang ALMI
ALMI (Akademi Ilmuwan Muda Indonesia) adalah organisasi yang mewadahi ilmuwan muda di Indonesia dan beroperasi sebagai badan otonom di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). Pendirian ALMI pertama kali dideklarasikan oleh AIPI pada 20 Mei 2015 sebagai upaya untuk menyediakan platform kolaborasi bagi ilmuwan muda Indonesia yang berprestasi. Organisasi ini secara resmi berdiri pada 29 Februari 2016, setelah Presiden Joko Widodo menandatangani Keputusan Presiden RI No. 9 Tahun 2016 tentang revisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AIPI.
Sidang Paripurna (SP)
Sidang Paripurna (SP) Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) 2023 berlangsung di Lt. 3 Gedung A19, Universitas Negeri Malang, 6 Desember 2024. SP ALMI bersifat tahunan yang membahas capaian kinerja ALMI selama satu tahun, serta agenda program kerja di tahun 2025. Ketua ALMI 2022-2024, Prof. Gunadi (UGM) dan Sekjen ALMI 2023-2024, Dr. Gumilang Sahadewo, melaporkan capaian kinerja ALMI dari ke-empat kelompok kerja ALMI, yaitu Sains Garda Depan, Sains dan Kebijakan, Sains dan Masyarakat, serta Sains dan Pendidikan.
Pada SP ini, ALMI melakukan serah terima jabatan dari Ketua dan Sekjen sebelumnya kepada Ketua dan Sekjen ALMI periode 2024-2026, masing-masing, yaitu Dr. Lilis Mulyani (BRIN) dan Dr. Grandprix T. M. Kadja (ITB). Sidang Paripurna menghadirkan Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Prof. Daniel Murdiyarso, sebagai narasumber dalam dialog strategi ALMI untuk dapat berkontribusi pada pendidikan dan keguruan. Transformasi pendidikan dasar dan menengah melalui inovasi pengajaran adalah langkah penting untuk memastikan generasi muda memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan tantangan masa depan, di mana ALMI dapat memainkan peran strategis dalam upaya ini.
Sidang Paripurna mengesahkan pembentukan kelompok kerja baru, yaitu Sains, Kesetaraan dan Inklusi yang didirikan untuk mendorong inklusivitas dalam keilmuan, memperluas kolaborasi lintas disiplin, kesetaraan dalam peluang dan akses pendidikan, serta ekosistem ilmu pengetahuan yang terbuka, adil, dan mampu menjawab tantangan global melalui pendekatan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan komunitas keilmuan.
Selain itu, ALMI melakukan inaugurasi sebanyak 20 anggota baru dari beragam latar keilmuan, baik keilmuan dasar, ilmu sosial, ilmu rekayasa, ilmu kedokteran dan ilmu seni budaya. Anggota baru tersebut adalah Ajeng Kusumaningtyas Pramono (BRIN), Andhika Sahadewa (ITB), Masita Dwi Mandini Manessa (UI), Latifa Nuraini (BRIN), Wirawan Ciptonugroho (UNS), Ferry Anggoro Ardy Nugroho (UI), Ni Kadek Dita Cahyani (UNDIP), Rindia Maharani Putri (ITB), Astari Dwiranti (UI), Yudhi Nugraha (BRIN), Christiana Rialine Titaley (UNPATTI), Gerhard Reinaldi Situmorang (UI), Hario Baskoro (UI), Putri Maharani Tristanita Marsubrin (UI), Andrian Liem (UNS), Diatyka Widya Permata Yasih (UI), Adi Nur Cahyono (UNNES), Suci Lestari Yuana (UGM), Ella Syafputri Prihatini (UMJ), dan Indah Wahyu Puji Utami (UM). ALMI juga melakukan inagurasi kepada anggota purna bakti yang telah menyatakan kesediaan menjadi anggota kehormatan.
Kongres Ilmuwan Muda Indonesia (KIMI)
Pada tanggal 7 Desember 2024, bertempat di Lt. 9, Gedung A19, Universitas Negeri Malang, ALMI menyelenggarakan Kongres Ilmuwan Muda Indonesia (KIMI) III, setelah sebelumnya terselenggara pada tahun 2022 (Perpusnas, Jakarta) dan 2023 (ITB, Bandung). Kongres KIMI tahun ini mengambil tajuk “The Future of Young Scientist Career Development in Indonesia”. KIMI dihadiri peserta peneliti dan mahasiswa dari berbagai institusi Pendidikan dan penelitian di Indonesia.
Pembukaan diawali dengan sambutan Ketua Panitia, Dr. Nurenzia Yannuar (UM), yang menyampaikan rangkaian acara Pre-Event KIMI, yaitu Scientist Goes to School (SGTS) dan ALMI Knowledge Sharing di berbagai Fakultas dan Unit di UM, serta Podcast bersama ALMI di FTP UB. KIMI menghadirkan 3 (tiga) pembicara kunci (Keynote Speakers), yaitu Prof. Satriyo S. Brodjonegoro (Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi), Prof. Daniel Murdiyarso (Ketua AIPI), dan Prof. Hariyono (Rektor Universitas Negeri Malang).
Peningkatan talenta penelitian dan pengembangan merupakan salah satu bagian dari program prioritas Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi dalam rangka mendukung misi Asta Cita Presiden Republik Indonesia, hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisainstek), Prof. Satryo S. Brodjonegoro dalam pertemuan tersebut. Lebih lanjut lagi, Satryo mendorong keterlibatan ilmuwan muda termasuk ALMI untuk lebih berkontribusi dalam mendukung Pembangunan nasional. Prof. Satriyo juga memaparkan mengenai program prioritas Kemdiktisaintek, yaitu (i) Akses pendidikan tinggi bermutu, relevan, dan berdampak, (ii) Pengembangan talenta sains dan teknologi, (iii) Penumbuhan dan penguatan budaya ilmiah (scientific culture) penelitian dan pengembangan, dan (iv) Penyelesaian permasalahan sosial dan ekonomi nasional.
Sejalan dengan hal itu, ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Prof. Daniel Murdiyarso menyampaikan pentingnya membangun budaya saintifik yang kredibel, berintegritas dan jujur. Penekanan pada mentoring yang terstruktur, mobilisasi sumber daya yang strategis, serta penelitian yang transformasional dan berdampak menjadi kunci keberhasilan. Selain itu, pentingnya mengukur dampak melalui kerangka kerja logis dan teori perubahan turut ditekankan. Upaya ini bertujuan menghasilkan ilmuwan lokal yang relevan secara global, dengan kemampuan membangun komunikasi yang efektif dan melahirkan pemimpin ilmiah generasi baru.
Prof. Hariyono, selaku Rektor UM turut menambahkan bagaimana pentingnya peranan ilmuwan muda Indonesia dalam sejarah pergerakan bangsa dan tantangan yang akan dihadapi di masa depan. Beliau berharap ilmuwan muda Indonesia dapat bekerjasama tanpa dipisahkan oleh sekat-sekat ego keilmuan yang membelenggu, dan dapat membawa buah pemikiran ilmuwan Indonesia ke kancah global.
Setelah Keynote Speech, acara selanjutnya adalah Panel Session oleh Prof. Husin Alatas dan Dr. Aiyen Tjoa. Keduanya merupakan Anggota Kehormatan ALMI. Prof. Husin berbagi mengenai kisah ilmuwan yang konsisten dan berintegritas dari Indonesia, seperti Dr. Hans J. Wospakrik dan Prof. Tjia May On. Nilai-nilai dari imuwan adalah keingintahuan, konsistensi, dan integritas. Sementara itu, Dr. Aiyen memaparkan mengenai imuwan muda yang perlu menjadi ilmuwan di kancah global, termasuk berbagi pengalamannya dalam mendapatkan dana penelitian luar negeri. Panel Session dituttup dengan talk show bersama Dr. Lilis Mulyani, Prof. Sri Suhartini, dan Dr. Tunjung Mahatmanto yang menyampaikan mengenai pengalamannya masing-masing sebagai ilmuwan muda Indonesia dan alasan berkiprah di bidang yang digeluti.
Dalam kongres ini, juga dilakukan kegiatan ALMI Thesis Award, yaitu penghargaan yang diberikan kepada tugas akhir penelitian mahasiswa terbaik di bidang Kesehatan, Sains, Sosial Humaniora, Teknik dan Pendidikan. Sebanyak lebih dari 90 karya ilmiah mahasiswa mengikuti kompetisi ini, dan secara mengejutkan memiliki kualitas penelitian luar biasa, bahkan beberapa layak dipublikasikan di publikasi ilmiah berskala global, hal ini disampaikan oleh Nurenzia Yannuar selaku ketua Panitia KIMI 2024. Program Thesis Award yang diinisiasi oleh kelompok kerja Sains Garda Depan merupakan langkah strategis untuk memupuk dan memperkuat perangai saintifik di masyarakat, khususnya generasi muda.
Nara Hubung:
Ketua Panitia KIMI III
Nurenzia Yannuar
nurenzia.yannuar.fs@um.ac.id
Sekretaris Jenderal ALMI
Grandprix T. M. Kadja
grandprix.thomryes@itb.ac.id
